Sistem pencahayaan dalam bangunan memiliki nilai yang tinggi dalam menyumbang biaya energi, yaitu sebesar 30% hingga 60%. Pencahayaan hemat energi umumnya dianggap sebagai investasi termudah dan paling menguntungkan jika dibandingkan dengan peluang penghematan energi lainnya yang berlaku dalam bangunan.
Penggunaan energi pencahayaan dapat dikurangi secara signifikan dengan mempertahankan dan bahkan meningkatkan fungsi, estetika, dan produktivitas. Manfaat tambahan yang sering diabaikan untuk meningkatkan ke pencahayaan yang lebih baru dan berefisiensi lebih tinggi adalah berkurangnya perolehan panas yang mengarah pada penurunan permintaan pada sistem pendinginan dan ventilasi gedung.
Sementara sebagian dari manfaat ini mungkin diimbangi selama operasi mode pemanasan, perlu dicatat bahwa sistem pencahayaan yang tidak efisien bukanlah cara yang paling hemat biaya untuk memanaskan ruangan.
Kerapatan Daya Pencahayaan (dalam watt/kaki persegi), tingkat penerangan (dalam footcandles atau lux), dan jam pengoperasian adalah ukuran utama untuk mengidentifikasi peluang efisiensi energi. Banyak peluang efisiensi energi yang dapat menentukan batasan Kepadatan Daya Pencahayaan menurut penggunaan ruangan atau jenis bangunan.
Kontrol pencahayaan menggunakan sensor okupansi yang dapat menghemat energi dengan cara mematikan lampu secara otomatis selama periode waktu di mana ruangan sedang kosong. Kontrol pencahayaan sangat ideal untuk ruangan dengan penggunaan tidak teratur atau area yang tidak berpenghuni setidaknya setengah dari jam operasi normal. Area yang mungkin menjadi kandidat yang baik termasuk kamar kecil, ruang penyimpanan, ruang konferensi, dan garasi.
Memantau cahaya dan hunian di suatu ruang adalah pekerjaan yang sangat baik untuk data logger dengan tipe pembacaan status atau kondisi. Daripada mencatat tingkat cahaya secara berkala (satu menit, lima menit atau mungkin setiap lima belas menit), akan jauh lebih efisien dan efektif untuk mencatat hanya ketika terjadi perubahan kondisi cahaya.
Data status ini sering disajikan sebagai 1 atau 0 untuk menunjukkan hidup atau mati (atau ditempati atau kosong) masing-masing. Nilai 1 atau 0 ini kemudian dapat dimanipulasi dalam program spreadsheet untuk mengevaluasi kapan lampu menyala versus saat mati bersamaan dengan saat hunian terdeteksi atau tidak.
Jelas, kombinasi kunci yang harus ditentukan adalah berapa lama lampu menyala sementara tidak ada orang yang menempati ruangan. Yang juga perlu diperhatikan adalah saat ruangan ditempati dan lampu dimatikan. Rumus spreadsheet dan pintasan dapat sangat mempersingkat proses evaluasi data, tetapi masih bisa rumit dan memakan waktu.
Beberapa data logger menggabungkan kemampuan yang lebih canggih dan membuat pekerjaan menganalisis data menjadi lebih mudah dengan menghitung statistik dan menampilkan grafik yang memberikan representasi visual dan langsung dari peluang penghematan energi potensial.
Dan peluang penghematan energi terbukti. Perhatikan bahwa lampu selalu menyala, bahkan saat ruangan kosong pada malam hari dan akhir pekan. Grafik dengan mudah mengkomunikasikan sekilas peluang hemat energi yang ada di ruang ini.
Meskipun ada beberapa manfaat tambahan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan sensor hunian untuk mematikan lampu selama periode kosong hari kerja di kamar kecil ini, ada penghematan yang lebih besar yang dapat direalisasikan dengan menjadwalkan mati lampu selama jam-jam ketika gedung ditutup baik pada malam hari dan pada akhir pekan.