Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan atau disingkat dengan Jalan Tol Cisumdawu adalah sebuah jalan tol sepanjang 62,60 kilometer, berada di Jawa Barat yang menghubungkan daerah Bandung, Sumedang, dan Majalengka. Jalan tol ini melintasi Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Majalengka. Saat ini pembangunan jalan tol Cisumdawu menjadi salah satu prioritas pembangunan di bidang infrastruktur untuk Provinsi Jawa Barat. Jalan tol ini menghubungkan dua kota besar di Jawa Barat, yaitu Bandung dan Cirebon. Tol ini nantinya akan tersambung dengan Jalan Tol Cikopo – Palimanan. Jika sudah tersambung maka jarak tempuh Bandung – Cirebon itu tidak lebih dari 60 menit. Dan Bandara Kertajati menjadi titik temu persimpangan Tol tersebut. Sehingga nantinya bandara tersebut bisa mengakomodir penumpang dari wilayah Bandung dan Cirebon.

Konstruksi jalan tol ini dibagi menjadi 2 bagian pekerjaan dengan dukungan pemerintah dan swasta (PT CKJT) Seksi 1 & Seksi 2 dikerjakan oleh pemerintah dan Seksi 3 – Seksi 6 dikerjakan oleh swasta (PT CKJT). Pada 29 November 2011, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melakukan peletakan batu pertama proyek jalan tol ini. Peletakan batu pertama ini dilakukan di interchange Rancakalong Desa Citali, Kelurahan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Kemudian, pada tanggal 25 Oktober 2013, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meninjau proyek pembangunan jalan tol ini. Deddy berharap tol ini akan selesai pada tahun 2016 mendatang, bersamaan dengan proses pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati di Majalengka. Namun, terjadi hambatan dalam pembebasan lahan jalan tol sehingga target pengoperasian jalan tol ini semakin lama. 

Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan yang menghubungkan Bandung dengan rencana Bandara Internasional Kertajati, Majalengka dan  Tol Cikampek – Palimanan diharapkan akan mempersingkat waktu tempuh Bandung – Sumedang menjadi lebih singkat 15 menit sekaligus mengantisipasi peningkatan beban trafik di Jalan Cadas Pangeran.

Pembangunan jalan tol ini akan dibagi menjadi 6 seksi, yakni :

  • Cileunyi–Pamulihan sepanjang 11.45 km,
  • Pamulihan–Sumedang sepanjang 17.05 km,
  • Sumedang-Cimalaka sepanjang 4.05 km,
  • Cimalaka-Legok sepanjang 8.20 km,
  • Legok-Ujungjaya sepanjang 14.9 km, dan
  • Ujungjaya-Dawuan sepanjang 1.4 km.

Pembangunan Tol Cisumdawu ini tentunya tidak mudah. Kontur tanah yang terjal serta tanah yang tidak stabil menjadi salah satu alasan terhambatnya pembangunan proyek tol ini. Untuk itu diperlukan alat untuk menganalisa pada kemiringan pada tanah, agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan, baik ketika pembangunan maupun pada saat jalan Tol ini sudah beroperasi.

PT Global Intan Teknindo sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang system dan monitoring system, turut ikut serta dalam pembangunan proyek Tol Cisumdawu ini, yaitu dengan Instalasi dan Monitoring Inclinometer. Inclinometer merupakan alat konstruksi yang memiliki fungsi untuk melakukan penganalisaan pada kemiringan yang terjadi pada tanah. misalnya pada tanah yang memiliki potensi besar terjadinya longsor atau pada tanah yang terletak pada dinding terowongan, bendungan dan lainnya.

Berikut ini beberapa foto dokumentasi Instalasi & Monitoring Inclinometer di proyek Tol Cisumdawu :

   

   

Jika anda berminat menggunakan layanan jasa Instalasi dan Monitoring Pemasangan Inclinometer yang disediakan oleh Global Intan Teknindo, silakan anda langsung hubungi kami melalui :

PT. Global Intan Teknindo