Pelaksanaan pekerjaan struktur akan selalu diawali dengan studi lapangan. Data jenis tanah dan lapisan-lapisannya menjadi dasar perencanaan substruktur agar dapat menopang sepenuhnya struktur di atasnya. Salah satu cara untuk memperoleh sifat-sifat tanah adalah dengan melakukan Uji Penetrasi Kerucut (CPT) atau biasa disebut dengan pengujian eksplorasi.

Apa itu uji CPT? Uji CPT merupakan penyelidikan minimal untuk mengetahui kondisi geoteknik di wilayah proyek. Sondir juga ditentukan dalam SNI 2827:2008 melibatkan pengujian penetrasi lapangan menggunakan alat Sondir.

Pada prinsipnya standar nasional yang ditetapkan sebagai SNI 2827:2008 adalah memberikan metode uji penetrasi sondir untuk mendapatkan parameter kedap air tanah in-situ dengan menggunakan alat sondir (penetrasi semi statis).

Parameter tersebut berupa kuat kerucut (qc), kuat geser (fs), rasio geser (Rf) dan gaya geser tanah total (Tf), yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan lapisan tanah sebagai bagian dari desain paku.

Rangkaian alat penetrasi konus (sondir Belanda). (SNI 2827:2008)

Standar ini menjelaskan prinsip metode uji penetrasi lapangan melalui probe, termasuk sistem peralatan uji penetrasi lapangan dan peralatan serta perangkat lainnya serta persyaratan pengujian, metode pengujian, perhitungan perhitungan parameter ketahanan penetrasi tanah, laporan pengujian dan sampel uji. . . Metode pengujian ini berlaku untuk perangkat penetrasi kerucut tunggal dan ganda yang ditekan secara mekanis (hidrolik). Dari segi teknis, penggunaan data CPT secara umum ditujukan untuk desain bangunan atas tidak lebih dari 3 (tiga) lantai. Namun jika bangunan atas melebihi 3 (tiga) lantai, biasanya akan dilakukan pengeboran uji untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Oleh karena itu, juga akan ditinjau dan disesuaikan dengan standar ketinggian bangunan yang telah ditentukan.

Uji CPT dapat mencapai kedalaman hingga 30 meter untuk spesifikasi alat uji CPT 2 ton (light probe) dan hingga 50 meter untuk spesifikasi alat uji CPT 10 ton (heavy probe).

Adapun hasil keluaran dari Uji CPT di antaranya berfungsi untuk:

  1. Pengambilan keputusan tipe struktur bawah (pondasi)
  2. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan tanah keras (Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral
  3. Secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah di tiap kedalaman dan stratifikasi tanah secara pendekatan
  4. Prinsipnya adalah mendapat daya dukung tanah yang sebenarnya dinyatakan dalam nilai qc dan fs disajikan dalam bentuk diagram sondir
  5. Dengan data-data di poin (2), maka perencana dapat menentukan kedalaman pondasi yang akan digunakan

Bagaimana uji CPT dilakukan?

CPT dapat dilakukan dari tanah. Pada penelitian, pengujian CPT dilakukan hingga mencapai lapisan tanah keras, dimana instrumen dilengkapi dengan Cone Bagemann Adhesion Jacket yang memungkinkan untuk mengukur nilai resistansi pada tingkat kerucut dan lokal. Gesekan diperoleh langsung di tanah.

Pembacaan pressure gauge dilakukan setiap 2 m, pada saat nilai kekuatan kerucut telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai cengkeraman total 2,5 ton (kapasitas alat).

Setelah itu langkah-langkah melakukan uji eksplorasi adalah pertama-tama memasukkan alat ke dalam titik probe, kemudian nilai yang diperoleh adalah nilai kerucut atau kerucut gesek yang diambil pada setiap kedalaman 20 cm sampai dengan saat gaya geser maksimum sebesar 250 kg terjadi. /cm2 atau hingga kedalaman maksimum probe biasanya 30m.

Platform CPT hadir dalam berbagai ukuran: dari platform seluler kecil hingga platform besar yang, di beberapa negara, dapat dipasang di truk. Setiap rig memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing, namun keduanya melakukan pengujian yang sama.

Rig CPT mentransmisikan kerucut baja (lebar sekitar 32 mm) ke dalam tanah dan biasanya berada hingga 20 m di bawah permukaan atau hingga kerucut mencapai lapisan keras. Kerucut baja berisi sistem pengukuran elektronik yang mencatat tarikan kepala dan gesekan selubung. Ketika kerucut didorong ke dalam tanah, tanah bereaksi dengan tingkat resistensi yang berbeda-beda. Hambatan ini dicatat oleh sensor gaya yang ditempatkan di ujungnya. Pada saat yang sama ketika sensor mencatat hambatan pada ujung kerucut, sensor lengan gesek mencatat gesekan pada lengan yang panjangnya 100 mm. Beberapa kerucut juga dilengkapi dengan probe air pori untuk mencatat tekanan air di dalam tanah. Pembacaan ini dapat digunakan untuk mengetahui respon airtanah ketika kerucut didorong menembus tanah. Penting juga untuk diperhatikan bahwa CPT biasanya memakan waktu 30 menit hingga tiga jam.

Apa yang disampaikan hasil tes CPT kepada ahli geoteknik?

Hasil CPT disajikan dalam bentuk diagram sondir yang menunjukkan interaksi antara kedalaman sondir di bawah permukaan tanah dan besarnya nilai perlawanan pada konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat pada selubung (tf). Hasil tersebut digunakan oleh ahli geoteknik untuk memahami sifat-sifat tanah (kerapatan relatif tanah dan jenis perilaku tanah, yang keduanya dihitung dari CPT, resistensi ujung konus, dan gesekan pada selubung) dan bagaimana tanah tersebut.

Kemungkinan yang akan berperilaku di bawah adalah berbagai tingkat guncangan gempa. Informasi ini dapat membantu dalam desain fondasi dan perbaikan tanah. Dengan melakukan tes sebelum dan sesudah perbaikan tanah bekerja, hasil CPT juga dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak kekuatan yang telah diperoleh tanah setelah pekerjaan perbaikan tanah.

PT Global Intan Teknindo sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang system dan monitoring system, kami dapat melakukan jasa Cone Penetration Test (CPT) dengan kualitas terbaik dan pastinya dengan harga yang bersahabat. Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat hubungi kami di :

PT. Global Intan Teknindo