Kualitas lantai industri sangat bergantung pada kondisi subfloor atau lantai dasar yang mendasarinya. Apakah Anda sedang mengerjakan proyek pabrik, gudang, atau bangunan komersial lainnya, pengukuran kelembaban lantai industri merupakan proses krusial yang tak bisa diabaikan. Kelembaban berlebih dalam beton bisa menyebabkan kegagalan lantai seperti delaminasi, kerusakan perekat, hingga pelengkungan material lantai kayu.

Artikel ini mengulas secara tuntas pentingnya pengukuran kelembaban pada lantai industri, metode yang sesuai standar internasional, serta rekomendasi alat ukur kelembaban beton terbaik dari PCWI—produk unggulan yang kini tersedia melalui PT Global Intan Teknindo, Authorized Distributor PCWI di Indonesia.

Mengapa Pengukuran Kelembaban Lantai Itu Sangat Penting?

Kelembaban yang tersimpan dalam pelat beton atau screed (lapisan penghalus beton) adalah salah satu penyebab utama kegagalan lantai industri, baik itu lantai berlapis kayu, vinil, karpet, maupun pelapis epoxy. Meski proses pembangunan modern telah dilengkapi dengan teknologi canggih untuk pengerjaan subfloor (lantai dasar), realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak proyek mengalami masalah karena langkah pengukuran kelembaban yang diabaikan, dianggap sepele, atau tidak dilakukan secara profesional.

Pengukuran Kelembaban Lantai Moisture Meter

Dampak Nyata Kelembaban Berlebih di Dalam Beton

Jika kelembaban dalam beton masih tinggi saat proses pelapisan atau finishing dilakukan, hal ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan struktural dan fungsional, di antaranya:

  • Kegagalan Perekat Lantai : Lem atau perekat tidak akan menempel sempurna pada permukaan beton yang masih lembab. Perekat bisa melunak, menggelembung, bahkan lepas sepenuhnya dalam waktu singkat setelah pelapis dipasang.
  • Delaminasi (Terangkatnya Lapisan Lantai) : Kelembaban yang terperangkap di bawah permukaan pelapis akan membentuk tekanan uap air. Tekanan ini menyebabkan lapisan penutup lantai mengangkat (delaminasi), menggelembung, atau pecah—terutama pada lapisan yang menggunakan epoxy, resin, atau screed tambahan.
  • Perubahan Bentuk pada Lantai Kayu : Uap air yang merembes ke atas dari beton basah dapat menyebabkan kayu menyerap kelembaban, yang mengakibatkan pemuaian, melengkung (warping), retak, hingga patah. Ini menjadi masalah besar pada proyek lantai kayu solid atau laminated wood.

Mengapa Pengukuran Kelembaban Menjadi Langkah Krusial?

Beton Butuh Waktu Lama untuk Kering Sempurna

Salah satu tantangan terbesar dalam proyek konstruksi lantai adalah proses pengeringan alami beton yang sangat lambat. Menurut British Standard BS8203, dalam kondisi ideal sekalipun, pelat beton setebal 150 mm (15 cm) bisa membutuhkan waktu hingga 12 bulan untuk mengering sepenuhnya—dari bagian bawah yang menyentuh tanah hingga permukaan atas yang terbuka.

Itu artinya, jika tidak dilakukan pengujian kelembaban yang akurat dan menyeluruh, maka kita tidak bisa mengetahui apakah beton sudah cukup kering dan layak dilapisi. Mengabaikan tahapan ini sama saja dengan membuka risiko besar terhadap:

  • Kegagalan finishing

  • Kehilangan material

  • Kerusakan jangka panjang

  • Biaya perbaikan yang mahal

Kegagalan Proyek Bisa Terjadi di Tahap Akhir

Banyak kontraktor dan pemilik proyek mengira bahwa permukaan beton yang terlihat kering menandakan aman untuk proses finishing. Padahal, kelembaban yang berbahaya justru tersimpan di bagian dalam dan dapat naik ke permukaan setelah pelapisan dilakukan. Inilah mengapa pengukuran kelembaban tidak bisa dilakukan hanya secara visual, melainkan harus memakai alat ukur kelembaban profesional yang mampu membaca kelembaban internal beton secara akurat.

Metode Pengukuran Kelembaban Subfloor yang Disarankan

Dalam dunia konstruksi lantai industri, keberhasilan proses pelapisan atau finishing sangat bergantung pada akurasi dalam pengukuran kelembaban subfloor. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan metode yang tepat dan sesuai standar internasional.

Berikut adalah dua metode utama yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban lantai beton, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya:

1. Metode ERH (Equilibrium Relative Humidity)

Metode ERH atau Equilibrium Relative Humidity merupakan metode resmi dan telah diakui dalam standar internasional seperti BS8203, BS8201, dan BS5325. Prosedur ini mengukur kelembaban relatif (RH) dari udara yang terperangkap di atas permukaan beton dalam sebuah ruang tertutup (enclosure), yang diletakkan di area yang telah dibersihkan dari pelapis atau kontaminasi.

Cara Kerja:

  • Sebuah alat pengukur kelembaban (hygrometer) ditempatkan pada area kecil yang ditutup rapat menggunakan enclosure.

  • Dibiarkan selama minimal 24 jam agar udara di dalam ruang tertutup mencapai keseimbangan kelembaban (equilibrium).

  • Setelah itu, sensor akan membaca kelembaban relatif udara yang dianggap mewakili kelembaban internal beton di bawahnya.

Kelebihan:

  • Akurat dan sesuai standar internasional, menjadikannya referensi utama dalam audit atau uji mutu proyek.

  • Memberikan gambaran representatif tentang kelembaban internal beton, bukan hanya permukaannya.

  • Ideal untuk proyek yang membutuhkan dokumentasi resmi atau kepatuhan terhadap standar teknis.

Kekurangan:

  • Membutuhkan waktu cukup lama, yakni ±24 jam atau lebih untuk mencapai keseimbangan sebelum bisa dibaca.

  • Enclosure yang diletakkan di lantai sangat rentan tergeser, tertendang, atau rusak akibat aktivitas pekerja di lokasi proyek.

  • Kurang akurat bila diterapkan pada pelat beton power-floated yang memiliki lapisan laitance tebal—karena lapisan permukaan bisa menghambat pelepasan uap air dari dalam beton ke sensor.

  • Sulit diterapkan pada area yang terbatas waktu atau membutuhkan pengambilan keputusan cepat.

Metode ini tetap menjadi standar industri dan sangat berguna dalam pengujian laboratorium atau pekerjaan finishing yang bersifat kritis.

2. Metode Impedansi & Frekuensi Radio (RF Moisture Scanning)

Metode modern ini menggunakan alat genggam berbasis radio frequency (RF) untuk membaca kadar kelembaban secara cepat, tanpa perlu menunggu waktu stabilisasi seperti metode ERH.

Cara Kerja:

  • Perangkat mengirimkan gelombang elektromagnetik ke dalam substrat beton.

  • Alat akan mengukur impedansi (hambatan listrik) dari material terhadap gelombang tersebut.

  • Impedansi yang lebih tinggi menandakan adanya kadar air yang lebih besar di dalam beton.

  • Umumnya, pengukuran bisa menjangkau kedalaman 15–20 mm di bawah permukaan beton.

Kelebihan:

  • Sangat cepat dan efisien, cocok untuk kebutuhan inspeksi lapangan yang dinamis.

  • Tidak merusak permukaan beton (non-destructive).

  • Dapat langsung digunakan untuk identifikasi area lembap tanpa proses pengeboran atau pemasangan enclosure.

  • Cocok digunakan sebagai skrining awal untuk menentukan titik-titik pengukuran lanjutan dengan metode ERH.

  • Tidak terganggu oleh lapisan laitance, cat, atau sisa resin—selama tidak terlalu tebal.

Kekurangan:

  • Pengukuran bersifat relatif, bukan absolut, karena bergantung pada perbandingan antara area basah dan kering.

  • Tidak menunjukkan kadar kelembaban aktual dalam bentuk persen RH seperti metode ERH.

  • Hanya dapat membaca sampai kedalaman terbatas (±20 mm), sehingga kurang optimal untuk pelat beton sangat tebal.

Rekomendasi Kombinasi Ideal

Untuk hasil terbaik, metode pengukuran impedansi RF dapat digunakan sebagai pra-analisis cepat, guna memetakan area bermasalah atau lembap. Setelah itu, pengujian lanjutan menggunakan metode ERH dapat dilakukan di titik-titik kritis untuk menghasilkan data yang lebih mendalam dan sah secara teknis.

PosiTest® CMM Concrete Moisture Meter untuk Lantai Beton

Untuk menjawab kebutuhan pengukuran kelembaban lantai industri yang akurat, cepat, dan tangguh terhadap aktivitas proyek, PT Global Intan Teknindo merekomendasikan PosiTest® CMM Concrete Moisture Meter dari Defelsko USA—alat profesional yang dirancang khusus untuk industri konstruksi lantai beton.

PosiTest CMM Concrete Moisture Meter Defelsko

Rekomendasi Produk: PosiTest® CMM Concrete Moisture Meter – Defelsko

Fitur Unggulan:

  • Mengukur kelembaban beton secara non-destruktif (tanpa pengeboran atau perusakan permukaan).

  • Kedalaman pengukuran hingga ±20 mm sesuai standar ASTM F2659.

  • Mode pengukuran cepat dengan hasil langsung ditampilkan pada layar digital beresolusi tinggi.

  • Didesain untuk berbagai jenis substrat seperti beton, screed, dan lantai industri lainnya.

  • Ukuran ringkas dan mudah digunakan di lokasi proyek yang sibuk.

Keunggulan Alat:

  • Tidak memerlukan waktu stabilisasi seperti metode ERH (Equilibrium Relative Humidity).

  • Tidak terpengaruh oleh lapisan permukaan seperti laitance, cat, atau coating tipis.

  • Memberikan data cepat dan andal untuk pengambilan keputusan cepat di lapangan.

  • Cocok digunakan untuk menentukan titik uji lanjutan dengan metode RH atau sebagai verifikasi awal sebelum finishing lantai dilakukan.

Aplikasi Ideal:

  • Area produksi di pabrik dan industri manufaktur

  • Gudang penyimpanan dengan lantai beton yang perlu dilapisi vinil atau epoxy

  • Proyek konstruksi dan renovasi gedung bertingkat

  • Lantai komersial dan logistik yang membutuhkan persiapan cepat namun tetap akurat

Tips Praktis Pengukuran Kelembaban yang Akurat

  1. Lakukan pengukuran di berbagai titik pada subfloor untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.

  2. Pastikan tidak ada pelapis atau kontaminasi seperti cat, vinil, resin, atau bekas lem di area pengukuran.

  3. Gunakan sleeve atau lubang bor (16mm) untuk pengukuran ERH yang lebih dalam dan presisi.

  4. Gunakan moisture meter Defelsko untuk skrining cepat area lembap dan tentukan titik ukur utama.

Kesimpulan

Kegagalan lantai industri sering kali dapat dicegah dengan pengukuran kelembaban yang akurat dan menyeluruh. Mengandalkan metode konvensional saja tidak cukup. Penggunaan alat profesional seperti Defelsko Concrete Moisture Meter memungkinkan tim proyek untuk:

  • Menilai kondisi subfloor lebih cepat

  • Menghindari risiko kegagalan lantai

  • Mempercepat tahapan finishing lantai dengan aman

Jika Anda sedang menangani proyek konstruksi, renovasi pabrik, atau instalasi lantai industri, pastikan pengukuran kelembaban tidak diabaikan.

Sebagai Authorized Distributor PCWI di Indonesia, PT Global Intan Teknindo menyediakan berbagai solusi alat dengan pengalaman panjang di bidang instrumentasi geoteknik dan lingkungan, PT Global Intan Teknindo memastikan ketersediaan produk asli, dukungan teknis profesional, dan layanan purna jual terpercaya.

Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut atau ingin melakukan pembelian produk PCWI silakan hubungi PT Global Intan Teknindo melalui website resmi atau kanal komunikasi yang tersedia di :

PT. Global Intan Teknindo