Air Bendungan Cibaliung Meluap, Rumah Warga Terdampak

Sumber : https://bpbd.bantenprov.go.id/read/berita/866/Air-Bendungan-Cibaliung-Meluap-Rumah-Warga-Terdampak.html

Bendungan cibaliung di desa parungkokosan kecamatan Cikeusik Pandeglang -  YouTube

Pandeglang-Curah hujan yang cukup tinggi melanda wilayah Desa Sudimanik Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang menyebabkan meluapnya aliran sungai Cikalong sehingga mengakibatkan beberapa perumahan warga terendam banjir, Rabu (20/07/22)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten bersama dengan BPBD Kabupaten Pandeglang serta TNI,Polri dan aparat desa Sudimanik Kecamatan Cibaliung membantu evakuasi warga yang rumahnya terendam Banjir. Sedikitnya ada sekitar 5 rumah warga yang rumahnya terendam akibat luapan sungai Cikalong.

Madyopa Wadanpos Cibaliung mengatakan kelima rumah warga yang terendam banjir diantaranya Nasroni, Umar, Basri warga RT 002/001, Mahpudin warga RT 005/002 dan Komar warga RT 001/001 Desa Sudimanik Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang.

Salah satu solusi yang di tawarkan yaitu penggunaan AWLR untuk memantau dan memperingatkan bencana banjir.

Automatic Water Level Recorder (AWLR)

Pada suatu sungai besarnya debit aliran air susah untuk diukur, biasanya angka menjadi patokan untuk memantau perkembangan tinggi air. Nilai tinggi air tersebut kemudian digunakan untuk mengukur besarnya debit air pada sungai ataupun DAS. Selain itu, besarnya debit air juga dipengaruhi oleh aliran bawah permukaan air dan air tanah.

Automatic Water Level Recorder (AWLR) merupakan alat untuk mengetahui tinggi air yang ada pada suatu ruas sungai  atau  bendungan  yang nantinya dipakai sebagai dasar untuk mengetahui besarnya debit yang ada pada ruas sungai tersebut..

Ada beberapa hal yang menyebabkan AWLR tidak bisa berfungsi secara maksimal, yaitu: posisi AWLR yang terletak pada belokan sungai, kemiringan sungai yang sangat datar, minimnya pemeliharaan banguan AWLR, dan tidak adanya pemeliharaan terhadap perangkat lunak AWLR.

Hal yang direkomendasikan sesuai dengan kondisi AWLR adalah: pemindahan lokasi AWLR, pemebersihan sedimen dari sekitar bangunan AWLR setiap selesai hujan atau secara reguler seminggu sekali, pergantian baterai minimal 6 bulan sekali, dan penambahan penampang ganda pada sungai.

Pengamatan permukaan air pada umumnya di tempatkan pada bangunan air seperti bendungan, pintu air, dan sebagainya. Dengan tujuan pengendalian atau pengaturan sungai maka pengamatan tinggi permukaan air ditempatkan pada tempat-tempat yang dapat memberikan gambaran mengenai banjir termasuk perubahan tiba-tiba debit air.

Jenis-Jenis Pengamatan Permukaan Air

Pengukuran tinggi muka air dapat dilakukan secara manual dan otomatis.

  1. Pengukuran manual biasanya menggunakan rambu ukur. Data tinggi muka air yang didapat dari cara manual adalah hasil dari pengamatan secara langsung dan teratur. Kekurangan dari cara manual ialah harus perlu manusia atau petugas untuk melakukan pengamatan secara terus-menerus.
  2. Cara otomatis untuk mengukur tinggi muka air dengan menggunakan alat yang dipasang pada suatu pos pemantau tinggi air sungai. Alat ini dikenal dengan nama AWLR (Automatic Water Level Recorder) yang dapat mengukur tinggi muka air secara terus menerus dengan hasil pengukurannya berupa hidrograf..

Pengukuran aliran air sungai dengan menggunakan alat ukur ketinggian tradisional memiliki kekurangan dimana masih dibutuhkan manusia atau petugas untuk melakukan pengamatan secara terus-menerus. Selain itu, nilai ketinggian aliran air sungai yang terus berubah-ubah membuat catatan atau data ketinggian air semakin banyak sehingga merepotkan jika masih ditulis dengan cara manual.

Saat ini, sudah terdapat alat modern yang dapat mengukur serta merekam dan mencatat data ketinggian aliran sungai secara otomatis. Alat tersebut ialah AWLR atau disebut juga sebagai Automatic Water Level Recorder. AWLR merupakan alat yang dapat mengukur tinggi aliran air sungai secara otomatis dan data yang telah direkam dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau log secara real-time / berjangka.

Automatic Water Level Recorder memiliki berberapa kelebihan jika dibandingkan dengan pengukuran air sungai tradisional, diantaranya:

– Resolusi ketinggian yang diamati mencapai 1 mm.
– Sumber daya listrik AWLR dapat berupa baterai atau tenaga listrik dari panel surya.
– Data yang dihasilkan mudah dibaca namun sangat akurat dan detail.
– Tidak perlu menulis hasil pengamatan di sungai secara terus-menerus, cukup buka aplikasi AWLR untuk melihat dan mendownload data pengukuran.
– Instalasi AWLR cukup mudah dan dapat dikerjakan dalam waktu singkat.
– Dan masih banyak kelebihan lainnya yang bisa didapatkan dari AWLR.

Prinsip kerja AWLR (Automatic Water Level Recorder)

Prinsip Kerja nya yaitu dengan menghubungkan rantai dengan pelampung dan beban yang akan ditempatkan pada pulley. Pelampung akan ditempatkan pada permukaan air, sehingga apabila terjaadi perubahan posisi pada pelampung akan menyebabkan perubahan dari sistem pulley, pulley tersebut akan memutar pontensiometer sehingga jumlah tegangan yang masuk juga akan berubah. Jumlah tegangan yang masuk akan menjadi input dari output sensor mekanik. Output yang dikeluarkan berupa sinyal analog yang digunakan sebagai data masukan. Mikrokontroler akan mengubah input analog tersebut menjadi data digital melalui digitalisasi. Setelah itu, maka output dari arduino akan menjadi input GPRS Shield (sebelum menjadi input untuk GPRS Shield, input digital dikarakterisasi terlebih dahulu dalam bentuk ASCI) lalu akan dikirimkan ke Handphone petugas pantau melalui SMS.

PT Global Intan Teknindo sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang system dan monitoring system, kami menjual Automatic Water Level Recorder dengan kualitas terbaik dan pastinya dengan harga yang bersahabat. Untuk informasi lebih lanjut terkait pemesanan produk, anda dapat hubungi kami di Nomor Telepon/WhatsApp: +62 821-6277-6495 (Mr. Adhitya) atau melalui E-mail Kami: askgiteknindo@gmail.com.