Bangunan modern umumnya dibangun menggunakan berbagai material berpori seperti batu bata, plester, mortar (semen), kayu, dan beton. Karakteristik utama dari material berpori adalah kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan air di dalam struktur mikroskopis berupa pori-pori, rongga kecil, dan celah antarpartikel. Air yang tersimpan ini tidak bersifat statis—melainkan dapat bergerak ke udara sekitarnya maupun ke material lain yang bersentuhan langsung, tergantung pada kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan udara.
Bentuk Air di Dalam Beton
Air yang berada di dalam struktur beton tidak hanya hadir dalam satu bentuk. Secara umum, terdapat tiga bentuk utama air dalam beton, yaitu:
1. Air Bebas (Free Water)
Ini adalah air yang tidak berikatan secara kimia dengan unsur-unsur penyusun beton. Air bebas biasanya mengisi ruang kosong (pori-pori kapiler) dan bisa dengan mudah mengalir keluar atau menguap saat beton mulai mengering. Air ini adalah komponen utama yang diukur ketika kita membicarakan “kadar kelembapan beton”.
2. Air Terikat (Bound Water)
Air ini telah bereaksi secara kimia dengan komponen semen dalam beton, khususnya selama proses hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air yang menghasilkan ikatan kimia dan membentuk struktur beton yang padat dan kuat. Karena terikat secara kimia, air ini tidak mudah diuapkan atau diukur dengan metode pengeringan biasa. Meski begitu, keberadaannya penting karena berkontribusi terhadap kekuatan dan kestabilan beton.
3. Uap Air
Uap air merupakan bentuk gas dari air yang terperangkap di dalam rongga udara kecil di dalam beton. Keberadaan uap air ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan relatif di sekitar beton, dan dapat menjadi sumber utama kondensasi jika terjadi perubahan suhu mendadak.
Mekanisme Perpindahan Air dalam Beton
Air di dalam beton dapat berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya, atau keluar ke lingkungan sekitar, melalui dua proses fisik utama:
1. Aksi Kapiler (Capillary Action)
Merupakan pergerakan air cair melalui jaringan pori atau celah mikroskopis yang terbentuk di antara partikel semen, pasir, dan agregat. Gaya adhesi (gaya tarik antara molekul air dan permukaan padat) dan kohesi (gaya tarik antar molekul air) mendorong air untuk naik atau menyebar melalui pori-pori kecil ini, terutama saat permukaan beton lebih kering daripada bagian dalamnya.
2. Difusi Uap Air (Water Vapor Diffusion)
Jika air dalam bentuk cair sudah tidak tersedia atau aksesnya terbatas, maka air akan berpindah dalam bentuk uap. Uap air bergerak dari daerah dengan tekanan uap tinggi (lembap) ke daerah dengan tekanan uap rendah (kering). Proses ini berlangsung lebih lambat dibanding aksi kapiler, tetapi tetap signifikan dalam jangka waktu panjang, terutama pada beton yang dilapisi bahan kedap air.
Kenapa Kelembapan Beton Perlu Diukur?
Mengukur dan mengendalikan kelembapan beton sangat penting karena:
Menentukan waktu yang tepat untuk memasang pelapis lantai.
Mengurangi risiko korosi pada tulangan baja di dalam beton.
Mencegah pembengkakan dan pelapukan pelapis lantai berbahan dasar kayu.
Menghindari kerusakan pada lem lantai berbasis polimer akibat reaksi alkali.
Membantu memprediksi kekuatan dan sifat fisik akhir dari beton.
Mengurangi risiko reaksi alkali-silika dan karbonasi.
Memahami proses pengeringan dari berbagai jenis beton.
Metode Pengukuran Kelembapan Beton Saat Ini
1. Metode Gravimetri (Pengeringan dan Penimbangan)
Metode ini mengambil sampel beton, mengeringkannya dalam oven, lalu menghitung selisih berat sebelum dan sesudah. Kekurangannya:
Tidak praktis untuk pengukuran langsung di lapangan.
Bisa terjadi kesalahan karena air bisa menguap sebelum ditimbang.
Pengambilan sampel tidak selalu representatif (misalnya terlalu banyak agregat besar).
2. Metode Gelombang Mikro (Microwave)
Masih dalam tahap riset. Meskipun bisa mengukur kelembapan, hasilnya bisa terganggu oleh struktur beton yang tidak merata atau adanya tulangan baja. Alatnya juga mahal dan tidak praktis dibawa ke lapangan.
3. Metode Konduktivitas Listrik
Mengandalkan peningkatan konduktivitas listrik pada beton yang lembap. Dua lubang dibuat di beton lalu diisi cairan penghantar, dan alat pengukur digunakan. Keunggulannya:
Hasil cepat.
Tidak perlu kalibrasi sering.
Kelemahannya:
Sulit diterapkan pada beton dengan komposisi yang tidak diketahui (misal banyak agregat atau aditif).
4. Metode Kelembapan Relatif
Mengukur kelembapan udara di sekitar beton untuk memperkirakan kadar air bebasnya. Keuntungannya:
Hasil pengukuran bersifat universal.
Tidak dipengaruhi komposisi beton atau keberadaan tulangan baja.
Non-kontak, jadi tidak merusak permukaan.
Akurat dan tidak terlalu terpengaruh perubahan suhu.
Proses Pengeringan Beton
Beton memiliki struktur pori dan bersifat menyerap air. Saat pengeringan:
Tahap awal: Air bergerak dari dalam ke permukaan melalui kapiler. Proses ini cepat.
Tahap akhir: Setelah air kapiler habis, air dalam bentuk uap mulai berdifusi ke permukaan—proses ini jauh lebih lambat.
Jika permukaan beton ditutup sementara dengan lapisan kedap air, maka kelembapan udara di antara permukaan dan lapisan tersebut mencerminkan kadar air bebas di permukaan.
Metode Standar Inggris (BS 8203)
Menggunakan teknik di mana sebagian permukaan beton ditutup lalu kelembapan udaranya diukur. Namun, ini hanya menunjukkan kelembapan permukaan, bukan kelembapan di bagian dalam beton yang bisa naik ke permukaan di kemudian hari.
Teknik Pengukuran Modern
1. Pengambilan Sampel dan Pengukuran dalam Wadah
Sampel kecil diambil, dimasukkan ke dalam wadah kedap udara bersama sensor kelembapan, lalu dibaca setelah keseimbangan tercapai. Keuntungannya:
Bisa dilakukan di luar lokasi (off-site).
Menghemat waktu pengukuran di lapangan.
2. Sensor Kelembapan Dalam Lubang Bor
Sensor kelembapan dimasukkan ke dalam lubang yang dibor pada beton. Keuntungannya:
Udara dalam lubang akan mencerminkan kelembapan beton di sekitarnya.
Bisa mengukur kondisi di bagian dalam struktur beton yang lebih representatif daripada permukaan.
Setelah beton “tenang” usai pengeboran, pengukuran bisa dilakukan dengan cepat dan akurat.
Namun, alat pengukur harus sangat stabil dan presisi karena area dekat permukaan beton cenderung memiliki kelembapan tinggi dan bisa menyebabkan error jika sensor tidak handal.
Gunakan Alat Deteksi Kelembapan PCWI
Untuk menghindari masalah di atas, penggunaan alat pengukur kelembapan profesional sangat disarankan. Salah satu alat yang telah terbukti andal dan akurat di dunia konstruksi adalah produk dari PCWI—yang kini bisa Anda dapatkan melalui PT Global Intan Teknindo sebagai distributor resmi.
Kenapa Memilih Alat Deteksi Kelembapan PCWI?
Presisi tinggi: Alat PCWI mampu mengukur kelembapan dengan akurasi tinggi hingga ke dalam struktur beton, bukan hanya di permukaan.
Metode non-destruktif: Pengukuran bisa dilakukan tanpa merusak struktur, cocok untuk pemeriksaan berkala maupun sebelum aplikasi pelapis lantai.
Portabel dan tangguh: Didesain untuk penggunaan di lapangan, alat PCWI tahan lama dan mudah dibawa ke lokasi proyek.
Cepat dan efisien: Hasil pengukuran bisa langsung didapat, sehingga pengambilan keputusan di lapangan menjadi lebih cepat dan tepat.
Rekomendasi Produk PCWI untuk Pengukuran Kelembapan Beton
PCWI Compact Pulse Porosity Detector
Alat ini tidak hanya mampu mendeteksi porositas dan cacat pada pelapis pelindung beton, tetapi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi titik-titik kelembapan berlebih yang dapat menyebabkan korosi dini atau kegagalan adhesi pada sistem pelapisan.
PCWI Crest Meter DC
Dirancang khusus untuk pengujian pada pelapis, alat ini mengidentifikasi area yang rentan terhadap kelembapan tinggi yang tidak kasat mata, sangat penting sebelum beton diberi finishing akhir.
Hasil Temuan dan Penerapan
Alat ini dapat digunakan untuk:
Memonitor kelembapan beton selama masa pengeringan.
Mengukur kelembapan di berbagai kedalaman beton.
Membuat profil kelembapan secara vertikal di seluruh ketebalan beton.
Hasil pengukuran biasanya menunjukkan bahwa kelembapan lebih tinggi di bagian dalam beton. Ketika beton dilapisi, kelembapan dari bagian dalam akan berdifusi ke permukaan, menyebabkan kerusakan jika kelembapan tidak dikontrol sebelumnya.
Oleh karena itu, mengetahui kelembapan tertinggi yang ada di dalam beton sangat penting sebelum pelapis lantai dipasang.
Sebagai Authorized Distributor PCWI di Indonesia, PT Global Intan Teknindo menyediakan berbagai solusi alat dengan pengalaman panjang di bidang instrumentasi geoteknik dan lingkungan, PT Global Intan Teknindo memastikan ketersediaan produk asli, dukungan teknis profesional, dan layanan purna jual terpercaya.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut atau ingin melakukan pembelian produk PCWI silakan hubungi PT Global Intan Teknindo melalui website resmi atau kanal komunikasi yang tersedia di :
PT. Global Intan Teknindo
- Alamat: Jl. Pd. Kelapa Raya No.11, RT.1/RW.4, Pd. Klp., Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13460
- Whatsapp / Email : Hubungi Kami
- Telp : 021-2284-3662
- Melalui Live Chat yang berada di pojok kanan bawah halaman website
- Untuk Melihat Produk Lainnya bisa Klik Disini